Kuliah Online Terkendala Sinyal, Dewan Minta Pihak Kampus Beri Kompensasi

Sintang131 Dilihat

Sintang, LK- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Yulius menyampaikan usulannya agar mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan dalam mengikuti kuliah dalam bentuk online, dapat diberi pertimbangan khusus dalam hal nilai dan proses kelulusan.
“Karena Covid-19 ini, mahasiswa kita diminta untuk kuliah dari rumah. Lalu pulanglah mereka ke kampungnya masing-masing. Sementara pihak kampus, mulai mengusahakan perkuliahan dengan sistem online. Nah, kita di Sintang, pasti mengalami kendala besar untuk menerapkan cara kuliah seperti ini,” ujarnya melalui telepon, Senin (11/5/2020).
Yulius yakin, lebih dari 70 persen mahasiswa yang berasal dari pedalaman, khususnya di Kabupaten Sintang pasti banyak yang susah sinyal. Jangankan untuk mengerjakan tugas secara online, untuk di telepon saja tidak bisa.
“Saya harap, pihak kampus seperti UNKA, STKIP, STIKES di Sintang itu dapat memberikan pertimbangan, khususnya bagi adek-adek mahasiswa kita ini. Untuk jangka pendek, pada semester ini, kiranya mereka bisa dapat nilai yang cukup untuk bisa meneruskan ke semester depan,” terangnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Kapuas (UNKA) Sintang, Antonius mengatakan, bahwa pihaknya sudah menerapkan sejumlah metode belajar online sejak Sintang ditetapkan berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) terkait pandemi Covid-19. Namun proses perkuliahan ini juga menghadapi sejumlah kendala sehingga dirasa belum optimal penerapannya.
“Sintang juga menjadi wilayah yang juga rawan atas penyebaran dampak dari Covid-ini. Kami di lembaga pendidikan, begitu Sintang menyatakan status KLB, kami juga mengikuti. Mau tidak mau kami harus berubah. Terutama pelayanan kepada mahasiswa,” katanya.
Untuk saat ini, pihaknya menerapkan perkuliahan sistem daring atau online. Pada penerapannya, sekalipun pada kondisi industri 4.0 belum semua di Sintang itu siap dengan perkuliahan online ini. Tapi mau tidak mau dengan dampak Covid-19 dipaksakan untuk melaksanakan sistem daring.
“Berbagai kendala yang kami hadapi, terutama sebaran mahasiswa yang sampai ke pelosok. Ada banyak dari mereka yang memang tidak mendapatkan signal. Sehingga sistem perkuliahan daring, yang semula kita mau dengan sistem video conference jadi sangat terbatas,” katanya.
Kemudian kita sikapi dengan sistem lain, yaitu penyampaian materi dengan google classroom kemudian dengan wa group, kemudian dengan google meeting.
“Jadi ada beberapa strategi kita menyesuaikan dengan situasi saat ini. Kita tahu ini belum optimal, tapi kita tetap berusaha sebaik mungkin. Semoga saja pendemi Covid-19 ini segera berlalu,” tutupnya. (p0l)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.