Pemkab Tambah Kamar Isolasi Mandiri OTG Covid-19

Sintang148 Dilihat

SINTANG, LK- Pemerintah Kabupaten Sintang sudah menyiapkan penambahan kamar untuk isolasi mandiri Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 di Mess Diklat BKPSDM. Saat ini gedung milik BKD Sintang ini sedang dalam proses pengerjaan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim).

Kepala Dinas Perkim Sintang Zulkarnain mengatakan Pemkab Sintang saat ini sedang menyiapkan 24 kamar. Kamar tersebut nantinya akan di gunakan untuk isolasi mandiri covid-19 dengan ukuran kamar 3×3 meter. Dalam satu kamar akan ditempati satu orang.

“kamar tersedia saat ini yang memang mess diklat BKPSDM ada 10 kamar saja. Sesuai permintaan Bupati akan kita tambah 24 kamar lagi,” kata Zulkarnain.

dari 24 kamar yang direncanakan, lanjut Zulkarnain, saat ini pihaknya sudah menyelesaikan enam kamar sehingga masih 18 kamar yang akan dikerjakan, “mudah-mudahan rabu ini kita bisa menyelesaikan 24 kamar yang di targetkan,”kata Zul.

Kemudian pihaknya juga menyiapkan satu kamar khusus untuk satu warga yang berkebutuhan khusus yang berdasarkan rapid test oleh Dinas Kesehatan Kab. Sintang hasilnya reaktif, sehingga akan diisolasi mandiri di tempat ini.

“Kita juga akan menyiapkan bekas kantor BKPSDM di belakang kalau kasus ini terus berkembang, disitu bisa sampai 60 orang,”ujar Zul.

Zulkarnain mengungkapkan yang menjadi kendala pihaknya yakni susah mencari tukang untuk mengerjakan penambahan kamar tersebut. Hal itu di sebabkan stigma negatif terhadap pasien covid-19 di lingkungan masyarakat.

“Karena banyak tukang menghindar ketika kita tawarkan untuk mengerjakan ini, ada yang masih berani itulah yang kita pergunakan ada 4 orang, cuman kita juga masih mencari, minimal 10 oranglah agar target kita ini cepat selesai”pungkas Zul.

Sementara itu Bupati Sintang Jarot Winarno menegaskan penambahan ruang isolasi mandiri di Mess Diklat BKPSDM KabupatenSintang ini disiapkan untuk Orang Tanpa Gejala yang berdasarkan rapid test hasilnya reaktif, terutama bagi mereka yang kontak erat dengan penderita covid-19.

“Kalau dia kontak erat dengan covid-19 dari hasil penelusuran, kemudian hasil rapid test reaktif,kita isolasikan disini. Kemudian yang nda bisa diisolasi mandiri di rumah, karena reaktif itu bisa isolasi mandiri dirumah, asal dia mampu disiplin. kalau kita nda yakin dia nda bisa di siplin kita isolasikan disini.  Kita isolasilah semuanya selama dua minggu sambil menunggu hasil swab tenggorokan,”terang Jarot.

Jarot menjelaskan saat ini OTG yang sedang menjalani isolasi mandiri di mess diklat ada 19 orang, terdiri atas 8 perempuan dan 11 laki-laki. “ya kita jaga-jaga siapin lebihlah kamar. Siang ini bertambah 6 kamar lagi, besok bisa bertambah 6 lagi, jadi akan bertambah 12 kamar yang ada sekarang,” jelas Jarot

Selain itu ungkap Jarot, saat ini juga di siapkan kamar khusus bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang turut diisolasi lantaran reaktif berdasarkan rapid test.

“Satu kasus kusus ODGJ reaktif. Anamnesa dari Malaysia jalan kaki, tapi kan kita akan analisa ulanglah ya,” ungkap Jarot.

Jarot kembali menjelaskan bahwa hasil reaktif berdasarkan rapid test itu belum tentu positif covid-19, namun ada antibody atau ada kekuatan tubuh seseorang melawan covid-19. Dan yang pasti orang tersebut sudah ada kontak dengan positif covid-19.

“kita takut meskipun antibodynya sudah ada, tapi kemungkinan corona juga ada, kita swab tenggorokannya sambil nunggu hasil swab kita isolasilah disini selama 14 hari,”tungkas Jarot.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.