Sintang, LK – Sejumlah pihak mengapresiasi aksi damai yang dilakukan Aliansi Solidarias Anak Peladang (ASAP) di depan kantor Pengadilan Negeri Sintang, Kamis, 21 November 2019 lalu. Aksi damai yang berakhir tertib itu mencerminkan masyarakat Kabupaten Sintang sangat dewasa dalam menangani sebuah persoalan.
“Kita berikan apresiasi karena aksi tersebut berlangsung aman, damai dan kondusif sesuai yang kita harapkan bersama,” ujar Ronny ketua DPRD Sintang kemarin
Ia juga mengatakan, bahwa hampir seluruh anggota DPRD Sintang ikut turun bersama dengan masyarakat yang terdiri dari belasan organisasi yang tergabung dalam Aliansi Solidarias Anak Peladang (ASAP) saat aksi tersebut.
“Bahwa dengan ini kami semua menyatakan sikap dengan tegas peladang bukan pejahat. Maka dari itu, pernyataan ini jelas untuk menyimpulkan dari kasus yang sedang diproses di Pengadilan Negeri Sintang hari ini,” ujarnya.
Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini juga meminta kepada aparat penegak hukum dan instansi terkait yang mempunyai hak wilayah sektoral kerjanya, untuk putusan enam peladang ini dapat dipertimbangkan agar dibebaskan.
“Kami mohon pertimbangannya, agar enam peladang ini bisa bebas demi hukum,” ujarnya.
Sementara itu, pantauan di lapangan, massa tampak semangat, meski terik matahari tak menghentikan mereka untuk menyampaikan orasinya saat menggelar demonstrasi di depan Kantor Pengadilan Negeri Sintang.
Dari ribuan massa tersebut, sebagian tampak mengunakan pakaian adat Dayak (Pasukan Merah). Sebelum orasi dimulai, massa menggelar ritual adat di depan pintu masuk PN Sintang. Setelah itu, Pasukan Merah melakukan atraksi.
Pasukan Merah ini juga tampak berdiri tegak di pagar pembatas kantor PN Sintang. Massa berteriak meminta masuk ke halaman Kantor PN Sintang, namun tak diizinkan oleh aparat yang mengawal jalannya aksi ini. (IPL)
