Sintang, LK- Setelah 74 tahun hidup dalam gelap, warga Desa Sungai Labi kini bisa menikmati terang di waktu malam ini berkat hadirnya Listrik di wilayah tersebut.
Kepala Desa Sungai labi Kecamatan kelam Permai Silpanus mengaku senang dengan masuknya Perusahaan Listrik Negara Ke wilayah yang Ia pimpin. Masuknya Listrik ke Desa Sungai labi berkat kerja keras dirinya dan masyarakat di Desa Sungai labi.
“perjuangan saya untuk mendapatkan listrik ini tidaklah mudah, empat tahun berjalan dibawah kepemimpinan saya, Desa Sungai Labi ini terus saya perjuangkan masalah listrik, turun naik ke Pontianak, Sintang untuk memperjuangkan semua ini, dan pada akhirnya saya turut merasakan apa artinya itu Indonesia merdeka, karena jaringan listrik sudah masuk di Desa Sungai Labi,” ucap Silpanus ketika ditemu sejumlah wartawan kemarin.
Masih kata Kepala Desa, bahwa selain program listrik masuk desa, Pemerintah juga memberikan bantuan program Rumah Tidak Layak Huni artinya bedah rumah. Program ini diberikan pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu.
“itu maksudnya rumah yang sudah tidak layak dihuni akan direnovasi sehingga menjadi layak huni, untuk di Desa Sungai Labi ini mendapatkan jatah 30 unit pembangunan renovasi rumah, dengan harapan bisa meningkatkan status dari Desa Sangat Tertinggal menjadi Desa Tertinggal,” katanya.
Silpanus berharap kepada Pemerintah Kabupaten Sintang untuk memperhatikan sarana penunjang seperti jalan masuk menuju ke Desa Sungai Labi, pasalnya saat ini jalan masuk ke desa Sungai labi belum seluruhnya baik.
“usulan saya pak Bupati ialah kedepannya dari Desa Landau Kodam sampai ke Desa Sungai Labi sekiranya jalan bisa diperbaiki, melalui program UPJJ, karena saat ini jalannya cukup parah padahal jaraknya agak dekat, kemudian untuk SD kami meminta agar SD disini segera di Negeri kan, itu usulan saya pak,” harapnya kepada Bupati Sintang
Sementara Bupati Sintang Jarot Winarno mengaku bangga dengan masuknya Listrik ke Desa Sungai Labi. Meski demikian Jarot mengaku masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“pada hari ini kita sudah merasakan setengah kemerdekaan, karena listrik sudah masuk ke Desa kita, tetapi belum merasakan kemerdekaan yang sepenuhnya, karena jalan menuju Desa Sungai Labi masih belum memadai, dan perlu perhatian serta menjadi PR Pemerintah saat ini,” kata Jarot.
Selain jalan yang masih belum memadai, sambung Jarot dalam sambutannya, bahwa persoalan teknologi dan pendidikan di Desa Sungai Labi ini masih sangat kurang.
“untuk menunjang teknologi pastinya memerlukan sinyal untuk kita bisa mengakses informasi melalui handphone, kemudian anak-anak kita juga belum semuanya mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sebab guru masih kurang, SD juga masih SD kelas jauh,” sambung Jarot.
Akan tetapi, lanjut Jarot, dengan program jaringan listrik yang sudah masuk ke Desa Sungai Labi patut di syukuri karena dapat menghemat biaya pengeluaran masyarakat khususnya untuk penerangan.
“tentunya kita bersyukur, program listrik masuk desa telah masuk ke Desa Sungai Labi ini, dengan adanya jaringan listrik masuk desa, maka biaya hidup lebih hemat, dibandingkan kalau belum ada listrik, kita perlu bahan bakar untuk mengisi mesin-mesin pembangkit listrik, seperti genset, dompeng,” lanjutnya.
Terkait untuk menjadikan sebuah desa yang maju, Bupati Sintang dihadapan masyarakat menyampaikan empat pesan Presiden Republik Indonesia, “pertama kita tentukan Produk Unggulan Desa, terserah apa saja, padi, karet, cabai, ternak ayam boleh, kedua itu dirikanlah Badan Usaha Milik Desa, ketiga membuat embung, dan yang keempat membuat sarana olahraga desa, kalaulah sudah keempat itu dilaksanakan maka Desa Sungai Labi bisa menjadi Desa berkembang bahkan menjadi desa maju,”tambahnya.
“saya berpesan kepada seluruh masyarakat di Desa Sungai Labi, kalau rumah sudah direnovasi,kemudian air bersih sudah masuk ke desa, tinggal kita tambah lagi pada setiap rumah harus ada kloset, kalau sudah ada kloset semuanya, kita bikin Peraturan Desa tidak boleh buang air besar sembarangan, harus BAB di kloset, karena BAB sembarangan dapat menyebarkan penyakit,” himbaunya. (ono)